Teka-Teki Arkeologi: Ratusan Batu Bulat Sempurna Berasal dari Magma


Lebih dari 300 batu berbentuk bulat sempurna yang ditemukan di Delta Diquis, Kosta Rika Selatan hingga kini menjadi salah satu misteri terbesar dalam dunia arkeologi. Bagaimana batu-batu yang terbuat dari Gabbro, sejenis batuan vulkanik, itu dapat berbentuk bulat sempurna dan sangat presisi.

Masuk akal jika batu-batu itu terbuat dari semen dan dicetak menggunakan teknologi konstruksi di zaman modern seperti sekarang. Akan tetapi, batu-batu tersebut diyakini berasal dari masa 600 sebelum masehi yang belum memiliki teknologi memadai. Dan yang paling membingungkan batu tersebut terbuat dari Gabro alias magma cair yang membeku. Bagaimana mungkin mengukirnya bisa jadi bulat sempurna?

Ada yang meyakini batu itu berasal dari peradaban yang lebih maju di masa lalu, yaitu Atlantis. Mitos lain di tengah masyarakat setempat, bahwa pada masa silam orang-orang pribumi memiliki ramuan untuk melunakan batu, sehingga batu bisa dibentuk seperti tanah liat, tidak dibentuk dengan cara dipahat.

Penemuan Awal

Melansir laman livescience.com, batu yang disebut oleh penduduk lokal Las Bolas tersebut, ditemukan pada tahun 1930-an. Saat itu, perusahaan dagang Amerika Serikat ingin membuka lahan untuk perkebunan pisang di Kosta Rika selatan.

Saat awal penemuannya, batu-batu tersebut jelas membingungkan para pekerja perkebunan dari perusahaan dagang AS tersebut. Mereka mengumpulkannya dan karena bentuk anehnya tersebut, mereka bahkan sempat berpikir kalau di dalam batu tersebut ada emas. Karena diduga terdapat benda berharga di dalam ratusan batu aneh tersebut, para pekerja lantas mulai menghancurkan batu-batu tersebut.

Sementara itu, bagi perusahaan, batu-batu itu tidak berharga, hanya dianggap sebagai pengganggu karena perusahaan ingin membuka lahan perkebunan. Para pekerja kemudian diperintahkan meminggirkan batu-batu tersebut dengan buldozer. Beberapa diantaranya dibeli untuk dijadikan hiasan rumah.

Sampai kemudian penemuan batu tersebut menarik perhatian para arkeolog dunia. Pemerintah setempat juga ikut campur untuk menyelamatkan batu-batu tersebut. Meski sebagian bola-bola batu itu rusak, hilang atau dibeli, untungnya masih ada bola-bola batu yang masih dapat diselamatkan.

Posting Komentar

0 Komentar